Selasa, 09 Juni 2015

Pecel Madiun dan Sugeng Rahayu

Sabtu, 6 Juni 2015

Jam 18.30 kami siap di shelter keberangkatan arah timur terminal Tirtonadi Solo. 2 unit MIRA  dan Akas Asri Jogja-BWI ada disana. Pokoknya target malam ini Sumber Group (Sugeng Rahayu dan Sumber Selamet), terserah naik bis yang mana kami tidak hapal nopol Sumber yang banter, tapi setahu saya semua Sumber itu banter kalo dapat yang pelan berarti sedang apes saja, karena itu mungkin 1:100 hehe

Setelah 2 MIRA meninggalkan terminal kami pun naik Sugeng Rahayu W 7398 UY. Tidak lama setelah kami naik bis langsung jalan. Bangku panjang paling belakang jadi pilihan kami. Keluar terminal sampe karangayar sama sekali gak ada gregetnya.  Deru mesin selalu di RPM rendah. Jalanan memang sedang padat di malam minggu itu. Sayapun mencoba merem buat mengumpulkan tenaga, balung tua seperti saya harus banyak istirahat tidak bisa dibandingkan sama Andry dan Didiet kawan touring saya di malam itu.

Lepas dari keramaian lho kok ternyata bis ini mulai kencang. Jalur tanpa sepator pun tampak tidak menghalangi liak liuk bis ini. Rangkaian kendaraan didepannya laksana jadi tiang tiang yang sengaja dipasang untuk orang yang sedang berlari zig zag. "Kanan kiri, awas, yo kanan prei terus!" begitu instruksi dari sang navigator alias asisten driver atau kernet. Saya yang sudah berniat merem jadi segar lagi.  Body bis ini terasa berguncang keras saat pedal gas diinjak dalam dalam. Suara nyaring dari mesin yang ada di kabin depan terdengar sampai dibelakang. Saya bilang ke Andry, "kayaknya gasnya mentok deh" hehe. Tidak butuh waktu lama untuk kami sampai di ring road Sragen. Jalan yang cukup sempit ini tetap dilalui tanpa mengurangi bejekan pada pedal gas sedikitpun. Tak disangka ternyata di depan ada armada Mila jurusan Jogja-Banyuwangi sedang antri dibelakang truk. W 7398 UY pun langsung ngeblong mendahului si Mila. Wah tanpa perlawanan ini.. hehe

Kembali ke jalan utama jalur tengah Sragen, sebuah dim dari kanan dan meluncur dengan cepat si Mila Discovery mendahului dari kanan. Wow, Mila dengan stiker BMC besar di kaca belakang itu mulai panas ternyata. Bus dari group akas tersebut tampak gak mau kalah, mungkin dia mau nunjukin "mesinku dah baru, gak bakal rela kau kangkangi" hahaha. Driver W 7398 NY pun gak mau kalah, dia langsung menginjak gas dalam dalam, akhirnya aksi kejar kejaran 2 bis bermesin AK8 dan berbody discovery inipun tak terhindarkan. Jalur yang cukup ramai sepanjang Sragen - Ngawi ini serasa menjadi sirkuit bagi kedua bis tersebut. Tampak sekali permainan lampu sien dari Mila di depan begitu ciamik.. Sign kanan selalu hidup saat dia mendalui kendaraan2 didepannya, begitu mentok kress kendaraan di depannya Mila tersebut langsung memberikan sinyal sign kiri yang artinya SR dibelakangnya dilarang untuk ikut masuk. Beberapa kali kejar jekaran tersebut terhenti karena SR harus menaikkan dan menurunkan penumpang. Akhirnya kedua bis itu berpisah di Ngawi. Mila mengambil arah karag jadi dan SR menuju Maospati dan Madiun. Jam 21.30 kami sampai di terminal madiun yang terlihat sepi dan gelap itu.
Tujuan kami ke terminal Madiun ini ya untuk makan pecel, hehehe. Ada 2 orang ibu ibu penjual pecel di terminal tersebut. Para crew sumber group yang betugas kearah timur (Surabaya) pun pada beristirahat untuk sekedar minum kopi dan menikmati gorengan di terminal ini.

Jam 22.20 kamipun kembali bersiap kembali ke Solo. "Nyobain MIRA yuk" ajak saya kepada Andry dan Didit. "Manut om", kata mereka. 3 bus mira berturut turut masuk terminal, belum begitu tertarik karena kondisi bus agak penuh. Kemudian rombongan Sumber Group masuk ke terminal. Akhirnya kami kembali memilih naik Sumber Group. Kali kita mendapatkan bus dengan Nopol W 7282 UY. Belum lama berjalan bis berhenti di sebuah warung. Di sini hampir semua bis sumber Group tujuan Yogja melakukan istirahat. Bus yang kami naiki berada di urutan ke 3. Kurang lebih 15 menit bispun kembali melanjutkan perjalanan. Bus dengan 3 crew yang semuanya masih muda ini berjalan standar saja. Sedkit banter tapi handling dari drivernya lumayan halus jika dibandingkan dengan W 7398 UY tadi. Karena capek dari semalam sudah berada di bis sayapun memilih untuk tidur.

Ternyata, Andry yang memang baru pertama kali naik bus Jogja Surabaya itu begitu menikmati perjalanannya. Dia sama sekali tidak tidur. Menjelang palur saya dibangunkan. Dia cerita bahwa bis ini lebih banter dari yang berangkat tadi. 2 bis sugeng rahayu di depannya dilahap abis. Sebuah Rosalia Indah juga takluk, kalo liat jamnya sih itu Rosin dar Jember atau dari Surabaya. Sugeng Rahayu PATAS Surabaya Solo Semarang juga tak berdaya dibuatnya. DIa juga mencerikan bagaimana proses mendahului si Rosalia Indah yang terbilang sanat berani. Saat Rosin mendahului truk dari kanan, bis itu langsung dilibas dari kiri oleh si W 7282 UY. Jam 00.50 kamipun turun di palur.


(sumber foto : nyomot di Kaskus)




Senin, 08 Juni 2015

RAYA SUPER TOP 2



"Tinggal 1 seat pak no 17", kata si mbak penjaga loket di Garasi PO yang identik dengan warna putih dan orange ini. "Ya udah mbak, saya ambil", 3 lembar rupiah bergambar soekarno hatta pun saya sodorkan kepada sang penjaga loket. "Ini pak tiketnya dan ini kembaliannya (10 rb rupiah)", kata mbak penjaga loket kemudian

Jumat, 5 Juni 2015

Seperti biasa kondisi lalu lintas di Jakarta sangatlah padat di jumat sore itu, dengan menggendong ransel saya langsung menyetop bus kota PPD 41  di depan kantor. "UKI habis" begitu teriak sang juru teriak sekaligus penarik uang tiket dari PO berplat merah di Jakarta tersebut. Menungu lama di UKI, 117 gak nongol nongol, 57 juga sami mawon.. APTB juga lama amat akhirnya saya putuskan untuk menyetop taksi biru untuk mengantar saya ke pool PO RAYA di Pulogadung.




AD 1438 DG dan AD 1439 DG yang hari itu bertugas sebagai Super Top (ST) atau kelas tertinggi di PO Raya. 1438 bertugas sebagi Super Top 1 dan 1439 bertugas sebagai Super Top 2. Saya sendiri kebagian bis Super Top 2. Hmm hebat juga ya si Raya tiket Super Top yang dibanderol cukup mahal itu ternyata laris manis, 2 bus ST dari Pulo Gadung dan 1 bus dari Lebak Bulus. Menurut saya ini uniknya pasar Bus malam di Wilayah Solo dst, di sini hampir semua kelas bus malam ada penggemarnya. Kelas Super Eksekutif lumayan sukses di sini, RAYA dan Rosalia Indah terbukti selalu memberangkat lebih dari satu armada dikelas tertinggi itu. Bus Eksekutif ++ juga cukup banyak di sini. Raya, Mulyo Indah, dan Sido Rukun adalah pemain pemain utama di kelas ini. Di kelas ini rata rata PO2 tersebut membenamkan seat yang cukup sedikit hanya sekitar 22-26 seat padahal umumnya kelas eksekutif itu mempunyai seat sekitar 28-34. Sepertinya bus bus asli solo lebih suka berperang di kelas ini, kelas buat para priyayi, hehe . Justru di kelas eksekutif biasa (30-34 seat) yang tidak terlalu banyak pemainnya. Sedangkan PO2 yang beroperasi di pinggiran Solo lebih senang bermain di kelas VIP (34-40 seat), dan di kelas ini memang punya potensi pasar yang paling besar.



Jam 19.00 ST 1 mulai meninggalkan pool, diiukuti oleh exe 28. Tinggallah bus saya si ST 2 yang masih menunggu di pool Pulo Gadung. Jam 19.20 bis yang saya naikipun mulai bergerak. Ternyata  bis ini hanya mengangkut 16 penumpang, 2 penumpang lainnya batal. "Monggo mas pindah nggriki" kata si kernet, sambil mempersilahkan saya pindah ke seat tunggal no 13. Tak lama setelah masuk tol Jakarta - Cikampek sang kernet masuk ke kandang macan, lho kok kernet ke kandang macan? Dimana driver satunya? Driver ST 2 yang berkumis cukup tebal ini memilih mengarahkan bus Mercy lawas dengan body baru by Laksana ini keluar pintu tol Klari. Saya dengar memang gerbang tol Cikopo macet parah.

Jam 22.30 AD 1439 DG masuk rumah makan Markoni. Tampak saudaranya AD 1438 DG yang sedang siap siap mau melanjutkan perjalanan. Kondisi rumah makannya sudah cukup tua, di toilet saya menemukan beberapa ekor kecoa. Hmm menurut saya tidak pas untuk bis dengan tiket 290 rb ini.. hehe. Melihat menu makan yang biasa saja dan memang sudah terlalu malam, saya putuskan untuk tidak mengambil service makan di Rumah makan ini.

Kurang lebih 35 menit beristirahat, seluruh penumpang Raya Super Top 2 diminta kembali naik ke dalam bus. Benar ternyata, driver bus engkel (sendiri), tidak ada driver kedua yang masuk ke dalam kabin bis ini. Ya sudahlah, semoga pak driver kuat melek dan bisa mengantar seluruh penumpang dengan selamat sampai Solo. Saya mencoba menikmati bus yang sama penggemarnya diberikan slogan"Dangerously Comfortable Coach" ini, apa lagi kalo bukan dengan tidur.. hehehe. Seat empuk nan lebar serta jarak antar kursi yang luas pasti akan membuat saya cepat tidur. Tapi ternyata saya tidak bisa tidur nyenyak, padahal tahun lalu saat pertama kali mencoba super top saya bisa tidur dengan pulas. Handling yang tidak begitu smooth dari sang driver serta lebih dari sekali harus berhenti di pinggir jalan sepertinya menjadi salah satu faktornya. Mungkin sang driver perlu sedikit beristirahat, makanya dia beberapa kali harus berhenti. Maklum saja, dia harus single fighter mengantar pelanggannya mengarungi jalanan Jakarta - Solo yang berjarak lebih dari 500 km ini.

Fajar sudah mulai merekah, Bapak berkumis itu masih terus memainkan kaki dan tangannya untuk mengendalian bus berbody laksana ini menuju Solo. Tidak ada istirahat pagi ternyata, persis seperti perjalanan dari solo ke jakarta. Saya pun harus menunaikan ibadah sholat shubuh di atas bus yang berjalan. Jam 06.15 bus masuk ke tol krapyak, bus masih melaju konstan, tidak cepat tapi juga tidak bisa dikatakan lambat. Saat mulai masuk di jalur tol semarang ungaran bawen, sang driver menepikan kendaraanya. Dia turun sambil cuci muka dengan air dalam kemasan yang dibawanya.. hehehe.

Penumpang pertama yang turun dari bus ini ternyata di terminal boyolali. Saat masuk terminal ST 2 ini berbarengan dengan ST 1 yang berangkat 20 menit lebih awal. Akhirnya jam 08.40 AD 1439 DG ini mengakhiri perjalanannya di terminal Tirtonadi Solo. 13 jam dan 20 menit, untuk perjalanan di Jumat malam, lumayanlah masih termasuk waktu standar untuk perjalanan Jakarta - Solo.