Selasa, 16 Juli 2013

Tiket Mudik Yang Membumbung Tinggi


Hmm baru seminggu puasa beberapa Perusahaan Otobus sudah pada merilis harga tiket mudik mereka. Fantastis, tiket Jakarta Malang tembus 600 rb, Jakarta - Kudus/Jepara tembus 400 rb. Kenaikannya lebih dari 100% harga normal.

Bagaimana dengan Kereta Api dan Pesawat Udara? Kereta api lebih fantastis lagi, mereka gak perlu report2 menjual tiket lebaran, lha wong di bulan Mei lalu tiket mereka dah ludes? Ramadhan belum mulai mereka dah kipas2 menghitung laba.. hehe. Sepertinya PT KAI mau jual harga berapapun tiket mereka akan ludes dalam hitungan jam.. hehe. Pesawat udara bagaimana? sami mawon, tiket mereka malah sudah membumbung tinggi sejak kalender tahun 2013 di launching ..

Hasilnya para mudikers pasti merana, mau naik pesawat dan KA susah, disaat THR belum cair tiket keduanya dah ludes. Mau naik bis susah juga, meski uang THR dah di tangan, tapi harganya juga mahal, dah gitu waktu tempuhya saat lebaran sangat gak manusiawi, masa Jakarta solo bisa 30 jam? hehe

Bagaimana cara agar angkutan umum menaikkan tiketnya saat lebaran? Solusinya satu, jangan mudik pas lebaran. Mudik dan silaturrohmi ke keluarga bisa dilakukan kapan saja.. :-). Kalo gak ada yang mudik saat lebaran tiket mudik kan gak laku, lama2 harganya juga akan turun dengan sendirinya.. hehehe

OK, SELAMAT menghabiskan uang THR jangan lupa sisihkan 2.5% buat zakat !

Jumat, 12 Juli 2013

Catatan Perjalanan : Tetap Tidur Meski Berada di Lambung Singa yang Berlari

Sampai diterminal Jepara aku langsung menuju ke deretan agen yang menurutku lebih pas disebut counter penjualan tiket bis malam. Entah kenapa mataku langsung tertuju ke agen Nusantara. Langsung bertanya untuk keberangkatan nanti malam (30 Juni 2012) dengan tujuan poris/ grogol/ kalideres. "Poris habis mas, yang ada grogol kelas eksekutif mas" kata mbak agennya. "NS 01 ada mbak"tanyaku kembali. Dijawab tinggal 1seat mas. Waduh gak jadi deh, masak mau balapan lagi ma Istriku ? Hehehe. "Iya udah mbak ambil yang grogol 2 seat !", tegasku. 280 rb menjadi angka yang harus kubayar untuk mendapatkan dua dari 34 kursi NS 18 tujuan Rawamangun – Grogol. Setahuku hampir semua Nusantara tujuan Grogol-Daan Mogot adalah singa-singa Swedia.

Setelah selesai dengan urusan tiket pulang maka kamipun bergegas menuju pantai Kartini. Info dari mbak agen, tarif becak kesana 5-10 rb. Setelah tanya ke Bapak joki becak malah minta 15 rb. Ya sudahlah naek aja meski tahu kalau itu kemahalan, hitung-hitung tarif liburan wong tiket bisnya aja naek kok.. hehehe. Ternyata pak becak mengarahkan kami ke dermaga penyebrangan menuju pulau Karimun Jawa. Sampai di sana kami langsung saja cari toilet dan sarapan pagi untuk selanjutnya masuk ke obyek wisata pantai kartini. Karena ada pintu setengah terbuka di dekat warung nasi maka aku bisa langsung masuk ke obyek wisata pantai kartini tanpa harus melewati pintu penarikan retribusi,, hehehe. Maaf ya buat Pemda Jepara ke hadiranku ke kota ukir ini tidak menyumbang APBD sama sekali. Berarti hitungan aku naik becak tadi murah banget cuma 5 rb, yang 10 ribu sebagai ongkos masuk obyek wisata..

Karena istriku selalu tidak nyaman kalau harus mandi di kamar mandi umum maka kami putuskan untuk menyewa penginapan untuk sekedar sebagai tempat mandi dan ganti baju. Sebuah kamar mungil tanpa AC dihargai 70 rb untuk sewa sampai sore hari. Saat proses check in tak lupa pemilik penginapan menanyakan status kami apakah suami istri ? Takut kami sebagai pasangan yang tidak jelas yang mau short time kali ya ?? hehehe. Bagus tuh proteksinya pak !. Kurang lebih 5 jam menghabiskan waktu di pantai kartini (plus makan, mandi, dan tidur siang..hehe) akhirnya kamipun meninggalkan obyek wisata andalan Jepara tersebut. Sore itu kami putuskan untuk jalan kaki "so" tawaran dari beberapa penarik becak kami tangguhkan. Sekitar setengah 4 sore sampailah kami di terminal Jepara. Disana tampak ada bus berwarna putih dengan tulisan MJCM Trans jurusan Denpasar. Sayang aku tidak sempat memfoto itu bis yang keburu kabur duluan saat aku sedang mencari makan. Karena tidak selera dengan makanan yang ditawarkan pedagang di dalam terminal maka kamipun mencari makan di luar terminal.

Jam 4 sore lebih sedikit kamipun kembali ke terminal. Kondisi masih sepi hanya ada KD dan Bandung ekspress yang sedang mandi. Sekitar jam setengah 5 barulah bus datang satu persatu. Dimulai dari Muji Jaya Biru, Shantika 2C, Selamet, dan Pahala Kencana, MJ 046, Bejeu B10 dan terakhir Nusantara NS 048. NS 048 ini sebagai bus langsir untuk seluruh penumpang NS di Jepara, baik itu tujuan Surabaya Malang maupun Jabodetabek.

Jam 17.10 NS 48 yang merupakan bus kelas Patas bertoilet / VIP Jurusan Surabaya dan Malang meninggalkan terminal Jepara. Sepanjang perjalanan bus ini berhenti di beberapa agen yang tersebar dia jalan utama Jepara – Kudus. Disini aku bisa melihat betapa luar biasanya potensi penumpang bus malam sepanjang jalur Jepara-Kudus tersebut. Setiap ada kumpulan agen bus malam dilewati pasti akan dijumpai pemandangan berjibunnya penumpang yang sedang menunggu armadanya masing-masing. Padahal saat itu adalah hari sabtu yang sebenarnya bukan merupakan puncak arus balik menuju ibukota atau kota-kota besar lainnya. Pemandangan seperti ini ini hampir tidak pernah kudapati di daerah asalku. Bahkan Nusantara yang hanya menyediakan bus feeder dari Jepara juga mampu menikamati kue yang cukup besar di sini. Tercatat semua kursi di NS 48 ini penuh terisi dan 1 orang harus duduk di bangku CB (bangku kernet).

Sekitar jam 18.30 buskupun masuk ke terminal kudus. Terminal ini terlihat cukup bergairah di malam hari. Di sana telah terparkir belasan bus Nusantara dan beberapa bus dari Haryanto, Shantika serta Muji Jaya. Awalnya aku kesulitan menemukan busku, karena ada 2 bis yang tidak ada papan kodenya. Saat sibuk mencari busku aku melihat beberapa pemuda yang sedang berkumpul. Beberapa orang diantara pemuda tersebut menggunakan seragam kebanggan BMC. Langsung saja aku sapa mereka sambil memperkenalkan diri. Dua rekan yang sempat menemaniku mencari NS 18 adalah sdr Suceng yang merupakan adik dari Wapres BMC Banten Mas Bejo dan rekan satu lagi saya lupa namanya.. , maaf ya mas aku memang paling susah menghafal nama. Baru ngobrol sebentar ternyata ada panggilan penumpang NS 18 diminta naek bus. Walah ternyata busku adalah scania berbaju setra livery Manhattan City dengan nopol K 1567 BB yang lagi parkir di sebelah NS 48 yang kunaiki tadi toh? Gak ada papan namanya sih..

Jam 18.50 HS 198 Scania entah seri K 114 atau K 124 atau mungkin juga seri yang lain (maklum sangat gak ngerti tentang bus asal swedia) bergerak meninggalkan terminal Kudus. Sign kiri untuk masuk garasi kantor pusat Nusantara dan mengambil penumpang. Urusan mampir garasi selesai kemudian tancap gas. Mampir agen demak sejenak untuk ambil penumpang dan kemudian tancap gas lagi. Belum lama berjalan ternyata mampu melewati Haryanto mightnigh. Style berlari dari HS 198 ini ternyata cukup garang juga. Buktinya selain si Mightnigh Pahala Kencana B 7170 WV jurusan Jakarta – Bangilan juga bisa di singgirkan tanpa perlawanan berarti. Masuk agen genuk, ambil penumpang terakhir dan selanjutnya langsung injak pedal gas di dalam tol. Di tol ternyata singa daratan ini hanya mampu melewati Kramad Djati D 7520 AD livery baru dan bus Pariwisata SAM tour. Keluar tol langsung disambut kemacetan. Gak butuh lama untuk memutuskan ikut goyang kanan bersama Tunggal Daya yang memanggul pagupon, PK Proteus dan Haryanto Phoebus 29. Aksi 4 bis beda perusahaan ini sedikit membuat macet jalur sebaliknya.. hehehe. Lepas macet sebentar kembali dihadang kemcetan di Mangkang. Kembali goyang kanan bareng dengan di Phoebus, PK dan Haryanto ungu Setra. Ternyata ekor kemacetan dari arah timur sampai lingkar Kaliwungu-Kendal. Tidak terasa ternyata lampu kabin sudah menyala dan bus kami sudah berada di Rumah Makan Sari Rasa. Saat itu jam menunjukkan angka 21.50 dimana kami parkir dibelakang NS 71, NS 86 dan NS 04.

Menghabiskan waktu cukup lama di Rumah Makan Sari Rasa, entah apa yang ditunggu padahal seluruh penumpang sudah on position. Jam 21.35 barulah singa Swedia yang kami tunggangi meninggalkan rumah makan yang cukup banyak disinggahi bus-bus malam baik dari ranah muria, solo, wonogiri bahkan dari Ponorogo dan Kediri tersebut. Baru berjalan langsung bisa menerkam Rosalia Indah NL 366 sepertinya masih gontai karena kekenyangan. Di Tanjakan plelen bersama dengan Shantika nomor 5 dan Haryanto Destroyer memaksa minggir bis-bis renta yang sedang terengah-engah menanjak. Bandung Ekspres, OBL, Bayu Megah dan Bogor Indah merupakan daftar bus-bus yang sedang berjuang melewati dataran tinggi alas roban tersebut. Lepas tanjakan plelen Shantika merah muda dengan kode 5 berhasil di lewati tanpa kesulitan berarti. Ternyata bus yang sehari sebelumnya kunaiki tersebut memang tidak terlalu ngonyo berlari, pantas saja aku bisa tertidur pulas di dalamnya.

Perlawanan seru justru ditunjukkan oleh bus yang terliat sudah cukup kusam. Selamet dengan livery Naruto entah bermesin apa cukup susah ditaklukkan. Setiap hendak diterkam di Selamet tua tersebut selalu mampu berkelit diantara badan bongsor truk-truk jalur pantura. Setelah cukup lama diintimidasi akhirnya Selamet Naruto menyerah juga. Tidak cukup dengan si Selamet singaku pun terus mengejar mahluk2 sejenis. Haryanto Jetbus Phoebus dengan stiker sholawat nabi, dan GMS masih terlalu mudah untuk ditaklukan. Kejar-kejaran seru terjadi ketika singa HS 198 yang kunaiki berusaha menaklukkan Laju Prima Jetbus Morodadi. Ternyata Laju Prima yang sedang menempel ketat Haryanto Destroyer 46 dan 2 NS Primer class tersebut tidak mau kalah dengan singaku. Kulihat Istriku juga menikmati kejaran bus malam di pantura Jateng tersebut, bahkan dia membantuku mengidentifikasi lawan-lawan kami dimalam itu. . NS 93 Primer class menjadi kontestan pertama yang menyerah dari kejar-kejaraan 5 bus malam tersebut. Saat lagi asyik kejar kejara Haryanto Destroyer malah sign kiri di depan toko penjual makanan ringan. Ternyata busku justru ikut ikutan berhenti. Terlihat assisten driver dari Haryanto lebih cekatan dalam belanja makanan daripada asisten driver busku. Hasilnya Haryanto bisa segera meninggalkan busku kembali. Saat berhenti untuk membeli cemilan bagi para crew terlihat GMS, Shantika 5, OBL dan Selamet Naruto kembali melewati busku. Selain bus2ku yang tadi sudah pernah dipinggirkan ada lagi kontestan baru yang ikut melewati busku yaitu Shantika Diamond Class.

Kembali menapaki jalur pantura NS 18 ini harus berjuang keras mengejar mangsa-mangsanya. OBL Setra yang ternyata jurusan Klaten-Bogor menjadi korban pertama. Saat traffic light menyala merah, singaku berhasil bersebelahan dengan Naruto. Begitu lampu berubah menjadi hijau langsung pedal gas diinjak dalam-dalam yang membuat Naruto langsung tercecer jauh dibelakang. Di Pekalongan GMS kembali di Over Take. Tidak lama setelah GMS Shantika merah 5 dan NS 93 juga bisa terlewati dengan mudah. Tak terasa akupun tak sadarkan diri dalam alam mimpi. Terbangun saat busku melaju kencang di jalanan yang cukup sepi. Entah bagaimana hasil kejar-kejaran tadi, tapi dalam mimpiku aku merasa bisku berhasil menyodok tempat pertama.. hehehe. Semula aku mengira posisi kami masih berada di derah Brebes. Saat sukses melewati 2 bus Sumber Alam baru sadar ternyata kami sedag melintasi Polsek Sukra di Kabupaten Subang. Jam saat itu menunjukkan angka 03.20. Sumber Harapan merupakan korban berikut dari kecepatan lari sang singa. Dominasi raja hutan yang telah bertransformasi menjadi raja jalanan ini kembali terjadi atas Purwowidodo, Sumber Alam Proteus dan Dewi Sri. Sinar Jaya Evolution dan Handoyo putih biru menjadi lawan berikutnya yang ditaklukkan. Berhasil melewati Pahala Kencana Jetbus K 1712 B (CMIW) bermesin Hino yang sedang menaklukkan OBL New Marcopolo. Proses penaklukan PK itu sendiri berlangsung dengan alot. Ditempel sejak ciasem dan baru bisa di OT di daerah Sukamandi. Setelah PK giliran duo Handoyo berbaju Trisaksi dan Sprinter yang berhasil dibenamkan. Dilanjutkan dengan penaklukan Garuda Mas ekonomi serta Tunggal Daya Putera di Simpang Jomin.
Di Simpang Jomin sebenarnya sempat melewati Shantika 5B. Tetapi mbak shanti ini tidak kumasukkan dalam daftar korban keganasan sang singa dikarenakan memang bus berwarna hijau itu sedang pasang sign kiri hehe. Jam 04.05 sang singa mulai memasuki tol Cikampek. Minggir sejenak untuk pergantian driver. Ternyata cukup jauh juga driver tengah menunggangi sang singa. Tepat jam 05.10 sampailah sang singa di pemberhentian pertamanya Terminal Rawamangun berbarengan dengan Shantika 8 diamond class. Perjalanan dilanjutkan kembali menuju kandang utamanya di Daan Mogot. Akhirnya jam 05.45 sampailah kami di tempat istirahat sang singa Swedia peranakan Kudus tersebut. Di sana sudah terparkir singa-singa lainnya yaitu NS 01 dan NS 18.

Mengandalkan tiket seharga Rp 2000 dari Transjakarta yang pagi itu sudah cukup penuh sampailah kami di terminal Kalideres. Menunggu sekitar 15 menit untuk selanjutnya menuju Terminal Poris dengan menumpang Buslane Tangerang Kalideres. Bus yang diharapkan sebagi feeder busway untuk wilayah Tangerang memang masih sepi peminat. Pagi itu penumpangnya dari Poris menuju Kalideres adalah NIHIL, alias membakar solar tanpa ada hasil. Sedangkan dari Kalideres-Poris konsumsi solar dari Hino R 260 itu hanya mampu meraup Rp. 6000,- dari 2 tiket yang kubayarkan untuk aku dan istriku. Jam 07.10 sampailah kami di terminal Poris yang merupakan tujuan akhir touring Tangerang -Jepara – Tangerang yang aku dan istriku lalui. Sungguh touring menarik yang penuh dengan aksi tidur dari pemeran utamanya..


sekian

7 Juli 2012

Hilal oh Hilal

Siap-siap menyambut Ramadhan, pasti itu yang sedang anda lakukan saat ini. Ada yang sibuk menyiapkan makanan, ada yang sibuk pergi ke makam, bahkan ada yang sibuk update status FaceBook. Ada yang senang dengan datangnya ramadhan, ada yang biasa-biasa saja, bahkan ada juga yang merana dengan datangnya Bulan Suci Ini. Sedang apa anda sekarang? itu semua anda yang tentukan.

Mau sholat taraweh malam ini ? Ups tunggu dulu, anda harus menunggu sidang "Isbat" terlebih dahulu! Iya sidang isbat, sidang pengadilan buat si "Hilal" hehehe. Hilal, ini dia mahluk yang bikin heboh di idul fitri tahun lalu (idul fitri 2011). Semua orang sudah bersiap buat lebaran. Ketupat dah direbus, ayam dah disulap menjadi opor tetapi saat pengadilan si "Hilal" ternyata makluk yang satu itu malah gak muncul. Alhasil, banyak orang merana, banyak ketupat dan opor yang turun derajat. Makanan yang semula berada di kasta tertinggi itu berbubah menjadi makanan rakyat jelata.
Baiklah mari kita simak apakah si "Hilal" akan bikin heboh lagi di tahun ini? Selamat mencari "Hilal" dan Marhaban ya Ramadhan, Mohon Maaf Lahir Batin !

(Diposting pertama kali di facebook 19 Juli 2012)

3 Etape Bersama Damri Royal Class

Saya punya hoby yang sedkit nyeleneh, yaitu suka akan bis. Jadi kemana2 saya lebih suka naik bis dari pada naik angkutan/kendaraan lainnya. Untuk merekam hoby saya naik bis tersebut biasanya saya membuat sebuah cacatan akan perjalanan tersebut. Berikut salah satunya :



Selasa 28 Mei 2013 jam 07.35 taksi biru yang mengantar saya sudah tiba di stasiun gambir. Hmm makin elit saja nih stasiun, gerai2 penjual makanan sudah bukan kelas ecek2 lagi. Brand2 nasional dan internasional sudah pada berkumpul disitu.Sempat mampir di toilet yang berada di luar area peron ternyata juga sudah free of charge, dulu hanya yang di area dalam yang gratis. Stasiun ini sudah benar2 bersolek, sudah tidak kalah dengan bandara. Kapan ya terminal bisa berubah seperti ini juga? hehehe.

Royal Class lampung langsung naik pak? tanyaku pada beberapa bapak2 yang berseragam kementrian perhubungan berlabel Damri di lengan. Iya mas naik aja, itu bisnya bisnya yang warna merah, Jawab salah satu bapak dengan menunjuk arah bus merah yang sedikit tersembunyi diantara bus2 berwarna warna silver. Sudah ada beberapa penumpang di dalamnya. Saat beli tiket hari minggunya saya sudah tidak mendapat seat tunggal disebah kiri, tapi alhamdulillah hot seat nomor 3 bisa saya amankan.



Jam 07.55 asissten Driver membagikan snack pada semua penumpang, dan jam 08.05 bus inipun lepas landas dari parkiran Gambir. 21 seat yang dibenamkan diatas sasis MB 1526 ini semua terisi, padahal ini bukan week end, bahkan tadi sempat ada 2 penumpang yang akan membeli tapi dah tidak kebagian tiket bus ini. Kata ibu2 disamping saya yang hampir setiap bulan bolak balik Lampung Jakarta bis ini hampir selalu penuh, hampir mustahil dapat tiket kalo beli mendadak seperti dua orang tadi. Lampung memang lumbung emas bagi PO pelat merah ini. Kata teman kantor saya di Lampung, untuk yang kelas yang biasa (eksekutif dan bisnis AC) saja bisa berangkat 4 sampai 5 bus dari gambir, luar biasa bukan. Padahal PO saingannya justru gulung tikar dalam waktu yang lumayan singkat.


Butuh waktu sekitar 25 menit untuk membelah kemacetan Tomang Raya sampai akhirnya masuk tol Jakarta Merak di jam 08.30. Terlihat kepadatan lalu lintas di dalam tol yang mengarah jakarta, ekor kepadatan itu hampir menyentuh rest area di km 14. Di area Meruya saya sempat melihat bus Nusantara jurusan Palembang-Kudus yang ikut terjebak dalam kemacetan. Ahirnya bisa juga melihat bus itu melintas, dengar-dengar terobosan Nusantara membuka line Kudus - Palembang tidak terlalu memuaskan, okupansi penumpangnya sangat sedikit, benarkah demikian? Perjalanan Tangerang sampai merak dilalui dengan standar saja, bus dipacu oleh driver setengah baya ini dengan kecepatan rata-rata di jalan tol. Angka 100 Kpj sepertinya menjadi angka kramat yang tidak boleh dilewati. Aksi jaga jarak dan selalu mengambil jalur kiri saat jalanan kosong cukup sebagai bukti bahwa driver bus ini adalah pengemudi yang santun dalam berkendara. Jalur kanan benar2 hanya difungsikan untuk mendahului kendaraan di depannya.

Jam 9.45 bus berwarna merah sudah mencapai gate tol merak, dan hanya butuh waktu sekitar 15 menit untuk langsung masuk ke KM Rajabasa 1 di dermaga satu pelabuhan merak. Yang menarik disini ternyata bus ini menggunakan jasa pemandu untuk menuju ke kapal. Entah apa status dari pemandu ini, yang pasti dia naik dari pintu gerbang dermaga untuk selanjutnya membimbing driver bus kami menuju kapal yang benar2 sudah siap berangkat. Saat bis mencapai pintu kapal barulah sang pemandu tersebut turun. Tepat jam 10.20 terompet besar dari kapal motor inipun berdengung, yang menjadi tanda kapal ini angkat jangkar dari pelabuhan.

Perjalanan selama 2,5 jam di dalam kapal saya habiskan untuk menonton TV kabel di ruang eksekutif. Untuk memakai jasa ruang eksekutif ini saya harus menambah lagi Rp. 10.000 kepada petugas yang menarik ongkos saat kapal sudah berlayar menuju pulau sumatera. Jam 12.40 kapalpun sandar di pelabuhan Bakauheni, setelah mengantri keluar sekitar 12 menit akhirnya tepat jam 12.52 busyang saya naiki keluar dari lambung kapal KM Rajabasa 1 yang langsung disambut dengan gerimis. Baru berjalan sekitar 40 menit bus ini pun berhenti di Rumah Makan Siang Malam di daerah Kalianda. Saya heran, penumpangnya tidak ada yang turun. Crew juga tidak mengumumkan berapa lama kita akan berhenti. Melihat tidak ada penumpang yang turun sayapun ikut terdiam di dalam bus.. hehe. 15 menit berlalu perut sudah tidak bisa dikompromi untuk diisi. Khawatir nanti mengganggu jadwal perjalanan akhirnya sayapun memilih untuk membeli mie instan kemasan cup sebagai sarana untuk mengganjal perut. Benar saja baru saja naik bus untuk menikmati mie instan panas crew buspun naik dan langsung kembali melanjutkan perjalanan. Total waktu istirahat di rumah makan ini sekitar 20 menit.



Perjalanan di etape terakhir ini cukup menarik, jalanan yang hanya dua ruas dengan kontur berkelok dan naik turun menjadi hiburan tersendiri. Benar kata orang2 di line sumatera tidak perlu aksi injak gas dalam2 seperti di pantura. Kelincahan driver memutar lingkar kemudi yang disinergikan dengan perpindahan kaki kanan dalam memainkan pedal gas dan rem menjadi kunci utama di jalur ini. Terlihat skill driver bus ber nopol BE 2665 AU sangat mumpuni, dia mampu membawa kendaraan besar ini dengan halus tapi cukup cepat. Ya jelas mumpunilah, untuk menjadi pilot di bus dengan kelas tertinggi di suatu PO pastilah dia merupakan salah satu driver terbaik di PO tersebut. Satu lagi yang menarik di bus ini, tidak ada crew dan penumpang yang merokok, meskipun di bus ini disediakan smooking area yang dilengkapi dengan pemanas air untuk menyeduh teh atau kopi. Mungkin karena sekitar 70% penumpang bis ini adalah wanita ya.. hehe.


Akhirnya tepat jam 15.35 saya mengakhiri perjalanan di stasiun Tanjung Karang Bandar Lampung. Perjalanan selama 7,5 jam yang cukup menarik yang terbagi menjadi 3 etape. 2,5 jam pertama untuk Jakarta-Merak, 2,5jam kedua untuk Merak-Bakauheni dan 2,5 jam terakhir untuk etape Bakauheni-Bandar Lampung. Tiket seharga 175 rb untuk weekday yang sekilas terlihat mahal itu saya rasa masih pantas dijadikan alternatif perjalanan ke Lampung.

Hari Buruh dan Hari Pendidikan Nasional

Baru kemarin kita merayakan hari buruh. Meski hari libur antusias buruh di negeri ini yang sebagian besar hampir diperlakukan seperti "budak" untuk berdemo sangat luar biasa. Hasilnya Jakarta macet total, jalan ke bandara juanda di blokir. Sepertinya itu aktivitas rutin buruh kita setiap may day adalah demo, demo dan demo, hasilnya cuma berpanas2 ria, sweeping ke pabrik2 dan berkonvoi dimana-mana meski tanpa pernah ada perubahan nasib.

Belum selesai euforia hari buruh kemarin, hari ini kita sudah menyambut hari yang tidak kalah penting lagi, yaitu hari pendidikan nasional. Saya mikir lho kok berurutan ? apakah ada korelasi antara hari buruh dan hari pendidikan ? Apa cuma kebetulan aja ?

Ada korelasi atau tidak yang pasti faktanya seperti ini waktu kecil kita semua pasti sekolah, setelah lulus langsung berubah status menjadi buruh !

Berarti urutannya sekolah dulu terus jadi buruh. Tapi kok hari peringataannya terbalik ya ? Hari buruh dulu terus hari pendidikan ? Apa ada yang salah ? apa karena hari buruh itu internasional terus hari pendidikan cuma nasional ? atau ada maksud lain ?

Lha terus kalo memang urutannya sudah benar, berarti kita yang salah dong? Sekolah diajarin macem macem, mulai belajar hitung hitungan, peta, mahluk hidup, mahluk mati, bahkan benda yang tidak terlihat seperti atom terus lulus jadi buruh, digaji UMK lebih dikit, gak masuk potong gaji dll.

Jawaban yang paling gampang mungkin karena faktor kebetulan aja, yang menetapkan hari buruh kebetulan bukan orang dunia pendidikan atau yang menetapkan hari pendidikan gak pernah jadi buruh.. hehehe

Walau masih bingung dengan korelasi keduanya yang pasti saya mengucapkan "Selamat Hari Buruh" buat para buruh dan "Selamat Hari Pendidikan Nasional" buat para pelajar dan para pendidik !!

(Ditulis pertama tanggal 2 Mei 2011)

Kalo ada Kudeta ?

Karena iseng libur gak ada akivitas, mana ditinggal istri yang musti kerja sampe malem jadinya kepikiran buat note yang kayak gini : ..

Tadi pagi waktu nganterin istri kerja, sempat bertemu dengan bus karyawan RRI. Jadi mikir seperti ini dulu waktu ada kudeta yang katanya dilakukan oleh PKI yang direbut oleh pemberontak adalah RRI dengan maksud menyebar informasi dewan jendral. Lha misal'e (bahasa indonesianya sing pas opo yo ?) kalo jaman sekarang ada kudeta kira-kira untuk menginformaikan propagandanya, apa yang mau direbut pemberontak terlebih dulu? Mau ngerebut RRI rugi, dah pasti gak ada yang dengerin. Mengambil alih radio swasta banyaknya minta ampun dah gitu yang dengerin cuma ABG,atau paling banter orang-orang yang terjebak macet di jalan. Kesimpulannya radio dah gak pasti gak efektif, ini dah jaman milenium bukan jaman antri beras tapi jaman antri BLT ma antri tiket.

Beralih ke media televisi. Pilihan utama pasti TVRI, tapi TVRI kan gak ada yang nonton, pasti rugi buang waktu dan tenaga. Kalo RCTI, SCTV ma Indosiar ? wah ntar dikira sinetron, mosok orang bawa bedil dikira sinetron ? hehe. Ngerebut "Trans" takut ntar dikira reality show?. Kalo Metro TV ? ntar dikira acaranya Nasional Demokrat, keenakan surya paloh dong ? bisa2 Surya Paloh yang dapat nama ? pilihan terakhir TVone. Bagus sih tapi karena dah terbiasa terlalu lebay ntar dikira orang lebay lagi. Masak kudeta ntar dianggap lebay? hehehe.

Yang pasti kalo ada yang kudeta jaman sekarang pasti susah cari media yang bener2 didenger orang seperti jaman RRI dulu. Hehehe.

(ditulis pertama kali di note Facebook tanggal 27 Desember 2010)