Setiap hari PO ini selalu memberangkatkan 5 bus, 2 bus dari Banyuwangi, 2 bus dari Jember dan 1 bus jurusan Banyuwangi - Lampung. Saya heran, disaat PO ini sudah mulai ditinggalkan penggemarnya di kota2 lain (pulau jawa) tapi kenapa masih bisa menjadi numero uno di daerah sini. Rasa penasaran itulah yang membuat saya bertekat ingin kembali mencoba service PO yang pernah menjadi legenda di tanah air kita ini. Meskipun saya harus mengesampingkan sensasi pelari cepat dari armada-armada ombak biru Pahala Kencana, atau seat lebar nan empuk by aldilla dengan konfigurasi 7 baris milik Akas Asri. Pilihan lain yang saya tepis adalah tebak tebak buah manggis armada gado2 milik OBL, atau ayunan lembut suspensi MB 1626 milik Rosalia Indah.
Memilih PO ini sebenarnya penuh dengan perjudian. Beberapa kali saya mendengar PO ini menggunakan armada terbaru mereka Mercedes Benz O 500R 1836 untuk trayek Jember/Banyuwangi. Tapi tidak jarang juga saya melihat bus ini baru memberangkatkan penumpangnya jam 3 sore dengan armada2 cooler berbody RS yang sudah bulukan. OK lah, sekali kali kita perlu juga berjudi , jika beruntung kemewahan dari armada Mercedez benz OH 1836 akan didapat jika tidak maka MB OH 1521 bulukan akan siap menjadi bulan-bulanan bus2 malam lainnya.. hehehe
Memilih PO ini sebenarnya penuh dengan perjudian. Beberapa kali saya mendengar PO ini menggunakan armada terbaru mereka Mercedes Benz O 500R 1836 untuk trayek Jember/Banyuwangi. Tapi tidak jarang juga saya melihat bus ini baru memberangkatkan penumpangnya jam 3 sore dengan armada2 cooler berbody RS yang sudah bulukan. OK lah, sekali kali kita perlu juga berjudi , jika beruntung kemewahan dari armada Mercedez benz OH 1836 akan didapat jika tidak maka MB OH 1521 bulukan akan siap menjadi bulan-bulanan bus2 malam lainnya.. hehehe
Minggu, 29 September 2013
Dengan sedikit tergesa gesa saya menuju pool PO yang ber tag line "Sabar Sopan Senyum" ini. Jam sudah menunjukkan pukul 10.55 artinya kurang 5 menit dari jadwal yang tertera di tiket. Sampai di depan pool terlihat sebuah bus berwarna hijau putih berbody marco dengan stiker Mercedez Benz 1725 Euro 2 sedang parkir. Kode di kaca depan bertuliskan LE 441. Kontan saja badan saya jadi lemas. Saya langsung membayangkan 24 jam di atas cooler dan menjadi bulan bulanan bis-bis lain. Lapor ke kantor, saya langsung diminta naik. Begitu masuk kabin kembali petaka saya dapatkan. Kabin bus ini terlihat begitu sempit dengan kombinasi seat 8 baris kiri dan 9 balis kanan plus smooking area. Seat berwarna hijau bertuliskan “Fainsa” yang dipakai juga terasa sempit dan tipis. Asyem, tiket mahal seharga 325 rb hanya ditukar dengan dengan bus tua dengan seat yang mefet. Kekesalan ini sempat saya lontarkan di media sosial yang langsung dapat respon dari rekan2 bismania lainnya.
Tiket PO ini memang paling mahal diantara kompetitornya. Akas hanya membandrol trayek Jember Jakarta dengan 280 rb, OBL 300 rb, dan Rosin 315 rb. Pahala Kencana (PK) saya kurang tau, biasanya gak jauh beda dengan si Ijo ini tapi tidak pernah lebih mahal. Kekecewaan saya sedikit terobati dengan jadwal keberangkatannya yang on time. Jam 11.05 bus ini sudah bergerak meninggalkan pool. Dengan kawalan petugas kantor cabang Jember bus ini diarahkan ke SPBU dekat terminal tawang alun Jember. Terlihat Akas Asri masih standby di agennya. OBL belum nampak, dan saat saya berangkat tadi PK bisnya belum nongol di agennya. Di SPBU yang juga sering menjadi tempat menginap bus2 yang tidak punya garasi di jember ini si Ijo menegak solar sebanyak 100 liter. Struk pembelian solar dibawa oleh petugas agen Jember yang turun begitu bis ini kembali lewat depan agen. Apakah ini yang dimaksud dengan solarnya dijatah? :-)
Zakaria, begitulah nama yang tertulis di seragam driver 1 bus ini. Pria paruh baya itu membawa New Marcopolo ini dengan halus. Lho cooler suspensi ini kok terasa keras? Tarikannya kok cukup responsif? Jangan-jangan ini bukan MB 1521, pikirku. Kuperhatikan detail dashboard bus ini, stirnya agak kecil. Hmm OH 1525 nih kayaknya. Saat bus ini berhenti di Agen Lumajang saya sempatin untuk turun dan melihat overhang depan bus ini, tidak salah lagi ini MB 1525.. hehehe. Ternyata stiker 1725 yang membuat saya langsung ill feel dan langsung mencap bus ini sebagai cooler yang merupakan spesies terbanyak di PO ini. Saya juga sedikit tertipu oleh overhang depan sebelah kanan bus ini. Karena tidak ada pintu driver membuat samar tampilannya. Dah hampir 3 tahun menjadi bismania ternyata masih saja belum bisa mbedain 1521 dan 1525... hehehe

Gaya mengemudi pak Zakaria membuat saya sedikit optimis bus ini tidak akan menjadi bulan bulanan bis bis lainnya. Di jalur Jember Lumajang bis ini beberapa kali di pacu sampai 90 Kpj. Di jalur lumajang Probolinggo nampak pak Zakaria juga berani menempel rapat truk truk yang gak kuat menanjak untuk selanjutnya mendahuluinya begitu kesempatan datang. Di jalur Probolinggo – Pasuruan mercy elektrik ini juga mampu mengasapi Restu dan Tentrem odong-odong serta patas Ladju.
Di Pasuruan terjadi pergantian driver. Pak Suparno yang baru naik bis ini di daerah Grati langsung bertugas dibelakang kemudi. Gaya mengemudi driver yang juga sudah senior ini tidak kalah halus dengan Pak Zakaria. Jam 15.10 bus masuk tol Porong. Catatan waktu yang cukup cepat menurutku, karena rata2 bus bus dari Jember baru masuk tol porong sekitar jam 15.30 – 16.00. Jarangnya bis ini berhenti di agen2 kecil membuat waktu tempuhnya cukup baik. Di tol Porong – Surabaya sampai gresik LE 441 ini berjalan selayaknya bus malam bertrayek jauh. Angka 100 sering ditunjukkan jarum speedo meter. Sepertinya bis ini bisa bersaing dengan bus2 jurusan Jatim– Jakarta lainnya, batinku .. hehe.
Akhirnya jam 15.50 LE 441 ini keluar tol Gresik. Masuk terminal bunder, lalu isi BBM. Lumayan perjalanan sampai Lamongan belum ada satu bispun yang mampu mendahuluinya, bahkan di daerah Duduk Sampean B 7706 IV ini mampu melewati bumel Sabar Indah. Lepas Lamongan gaya asli Lorena masa kini dari B 7706 IV ini mulai keluar. Jarum speedometer tidak pernah sekalipun menyentuh angka 80 Kpj. Sepertinya 60-70 Kpj adalah angka keramat yang harus dipertahankan. Mudah-mudahan saja bis2 Surabaya, Malang, Madura pada berhenti di agen2 sepanjang Lamongan, Babat sampai Tuban, sehingga singgasa bus ini tidak ada yang merebutnya,
. Doa saya ternyata terkabul sampai finish di Rumah Makan Taman sari di Tuban, keperawanan si LE 441 masih bisa terjaga. Hanya truk2 berdaya 120-130 PS yang berkali2 mengasapi moncong si marcopolo ini.. hehehe

Di rumah makan ini telah terparkir Gunung Harta, Malino Putra Galaxy exl MPR 03, dan Kramad Djati Malang - Bandung. Kok mbak KD ada di taman sari ya? biasanya di RM Mitra, apakah sudah pindah ke lain hati, seperti saat pindah dari pelukan Anang Hermansyah ke Rahul Lemos? Xixixixi. Tidak berapa lama kemudian menyusul temannya LE 421 cooler body RS. Cukup lama si marco ini berhenti di Taman Sari ini, sampai semua bus yang saya sebutkan tadi berangkat busku masih saja santai di parkiran rumah makan. Bis ini baru bergerak dari Rumah makan saat Gunung Harta yang tadi sudah jalan sekitar 15 menit harus kembali ke rumah makan karena 1 penumpangnya tertinggal di Taman Sari. Hehehe, pasti sang kernet itu bis dimarahin habis sama drivernya. Jam saat itu menunjukkan pukul 18.30, lingkar kemudi kembali di tangan Pak Zakaria. Saya terus menunggu aksi pak Zakaria di malam hari, semoga lebih greget daripada yang ditunjukkan tadi siang. Tapi sampai masuk perbatasan Jatim - Jateng kok masih memble aja, masih khas lorena jaman sekarang.. wkkkkk, akhirnya sayapun tertidur,

(bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar