Kamis, 03 Oktober 2013

Green Area (2)

Catatan Perjalanan "Green Area" (2)
Saya terbangun saat pak Zakaria sedang mengikuti Sinar Mandiri yang sedang melaju kencang di daerah Rembang. Saat di depan terlihat mulai ada penumpukan kendaraan karena kemacetan, Sinar Mandiri langsung mengambil jalur kanan. Ternyata pak Zakaria malah ikut membuntuti bus dari Restu group yang terkenal sebagai raja jalanan Jalur Surabaya - Semarang itu. Hasilnya dua bis berwarna dominan hijau ini mampu melewati bis Hijau lain Gunung Harta yang terjebak di kemacetan. Lepas kemacetan ternyata pak Zakaria masih meladeni gaya si Sinar Mandiri, aksi goyang kanan kiri melibas truk2 yang memadati jalan ditunjukkan dua bis beda kelas ini. Tidak berapa lama kemudian terlihat pantat pemain jalur Surabaya – Semarang lainnya, si Widji Lestari. Meski hanya bermodalkan mesin Hino RKT terlihat si Widji itu sangat mengenal medan. Puluhan truk yang memadati jalur Rembang Pati bisa dilibas dengan permainan sein yang cukup cantik. Si Sinar Mandiri ternyata tidak sabar hanya bermain main dengan bus2 ber AC yang ada di depan dan di belakangnya. Saat jalanan semakin rapat dengan truk, bumel ini malah langsung melesat meninggalkan Widji Lestari dan busku. Cukup lama juga pak Zakaria bermain main dengan Widji, jalanan cukup padat dan tanpa separator membuat aksi kedua bus ini terlihat cukup menarik. Saat jalanan mulai agak lenggang tampaknya si Widji tau diri, mesin Hino RKT miliknya tidak mungkin bisa menandingi OM 906 LA milik LE 441, akhirnya diapun memberikan jalan kepada kami untuk mendahuluinya.
 
Lepas dari Widji paka Zakaria masih konstan dengan kecepatannya. Jarum speedometer stabil di angka 80-90 Km. Tidak lama setelah melewati alun2 kota pati terlihat lampu belakang dari Galaxy milik Malino Putra. Iya itu bus Malino Putra yang tadi ketemu di rumah makan Taman Sari. Bus berkode MPR 03 dengan trayek Malang – Jakarta itu seakan sadar ada lawan mengintai di belakangnya. Ia pun langsung berlari menghindar dari kejaran si Ijo bisku. Pak Zakaria gak mau kalah, secepat apapun si Malino berlari, dia terus berusaha mengejar. Sekitar 5 menit kejar kejaran akhirnya si Malino menyerah juga. Tidak cukup dengan Malino Pak Zakaria juga melibas bus Pariwisata Indah Jaya, dan Kramat Djati D 7580 AE yang tadi juga bertemu di Taman Sari.
 
Saya sedikit melewatkan aksi LE 441 ini di ruas Kudus sampai Semarang. Handling yang smooth dari Pak Zakaria membuat saya terlelap dan baru terbangun saat bus berhenti cukup lama di Agen Semarang. Sepertinya mas kernet sedang melakukan unloading paket. Ini salah satu kelemahan dari Lorena, busnya kebanyakan bawa paket. Hasilnya setiap berhenti di agen jadinya lama, hehe. Padahal dah punya bus paket sendiri ya? *#:-S whew!Hasilnya KD dan Malino yang tadi dah tercecer di belakang kembali berada di depan.
 
Weleri, Batang, Pekalongan, Pemalang lingkar kemudi masih di tangan Pak Zakaria, kecepatan bus ini juga masih cukup konstan di angka 80-90 Kpj. Asyik bisa masuk Jakarta sebelum jam 10 pagi ini batinku. Jam 02.05 sampailah LE 441 ini di SPBU Muri di Tegal. SPBU ini tampaknya menjadi tempat kontrolan bagi pasukan pasukan Ijo yang mengarah ke Barat. Busku mendapat limpahan penumpang tujuan pulau Sumatera dari KE 551 dari Sumenep. Butuh waktu 30 menit bis ini untuk berhenti di SPBU dengan toilet terbanyak di Indonesia itu. Saat Pak Suparno membawa bus ini melewati kota Brebes tampak lampu belakang jetbus milik Akas Asri. Semoga pak Suparno terlecut untuk mengejar saingannya dari Jember itu, harapku J. Setelah bus asli probolinggo tersebut sempat menjauh ternyata LE 441 mampu juga mendekat. Keduanyapun beriringan layaknya teman seperjalanan. Iring-iringan dua bis yang sama-sama start dari Jember ini terpisah di pertigaan rel KA Pejagan. Akas memilih lurus menuju Kanci sedangkan busku belok kiri menuju tol Pejagan.
 
Jam 05.20 Pak Suparno membelokkan bus ini masuk ke rumah makan Taman Sari 2 di Pamanukan. Di sana sudah terparkir 3 bus Harapan Jaya. Lumayan masih bisa sholat shubuh dan unloading isi perut.. hehe. Cukup lama bus ini berhenti, crew baru naik bus saat jam menunjukkan pukul 06.10. Hmm 50 menit waktu yang dibutuhkan untuk istirahat pagi, jelas itu pemborosan waktu.. *~X( at wits' end. Sampai di Cikopo bus ini kembali berhenti di agen untuk loading paket, kontrol dan tukar-tukar penumpang. Lagi waktu 25 menit harus terbuang disini. *~X(
 at wits' end*~X( at wits' end. Saat berhenti terlihat 2 PK nano nano, KD, Malino Putra, dan Akas Asri melewati kami.
Sample picture
 
Pak Zakaria kembali mengambil alih lingkar kemudi di etape terakhir ini. Style mengemudi bapak satu ini memang cukup trengginas, beliau terus memacu tunggangannya dengan cepat dan halus. Beliau juga tidak segan-segan mengambil jalur paling kanan yang sebenarnya terlarang buat bus. Saat kemacetan badan jalan juga kadang-kadang diambil untuk secepat mungkin masuk Jakarta. Aksi pak Zakaria tersebut mampu menyingkirkan kembali Malino Putra, PK 7698 IZ, Harapan Jaya. Bahkan saat harus sodok menyodok di gerbang tol Halim LE 441 ini berhasil melewati mantan second strikernya Poris Haryanto Phoebus, HR 29 yang sekarang bertugas untuk trayek Sumenep – Jakarta.
 
Akhirnya jam 09.40 LE 441 ini merapat di agen Lorena di jalan Pemuda di depan kampus Universitas Negeri Jakarta, Rawamangun. 50% penumpang bus ini yang bertujuan pulau sumatera turun disini. Hanya penumpang tujuan akhir Rawamangun, Bogor dan Pekanbaru yang masih terus berada di dalam kabin. Iya 50 % penumpang bus ini adalah penumpang tujuan pulau Sumatera. Rupanya ini toh yang membuat lorena masih menjadi numero uno di Jember dst. Dengan Lorena untuk menuju Sumatera mereka cukup sekali beli tiket dan langsung diantar dengan sampai tujuan. Karena proses unloading yang cukup lama dan ada taksi biru parkir dekat dengan lokasi unloading ini sayapun memutuskan mengakhiri perjalanan di sini. Saat putar balik menuju tol dalam kota, terlihat Akas Asri yang baru mengarah menuju Rawamangun. Hmm bisa 15 menit lebih cepat dari Akas ternyata, lumayanlah.. hehehe
 
Sebelum berpisah saatnya saya akan beri penilaian terhadap bus ini. Waktu tempuh tidak mengecewakan, masih bisa bersaing dengan PO2 yang terkenal dengan kecepatannya. Duet driver senior dengan skil yang yahud menjadi sisi positif dari LE 441 ini. Kesigapan dari asissten driver juga patut diacungi jempol. Setiap berhenti istirahat asisten driver selalu bisa membuat kabin bus menjadi bersih dan wangi, air toiletpun tidak pernah kehabisan. Sedangkan lamanya waktu pemberhentian sedikit mengurangi nilai dari PO ini. Untuk bus dengan kelas eksekutif saya rasa kombinasi seat 8 baris kiri dan 9 kanan plus smooking room membuat kesan bus ini terkesan kurang nyaman.
(Sekian)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar